Rabu, 02 Juli 2008

KISAH PENEBANG KAYU



Alkisah disebuah propinsi di China, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untukmenebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisikerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebangpohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak danmenunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktuyang telah ditentukan kepada si penebang pohon.Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sorehari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan danmemberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa!Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belumpernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu."Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebangbekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapihasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakinbertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasildirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dankekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawab kan hasil kerjakukepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa.Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maafatas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apayang telah terjadi.Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamumengasah kapak?""Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuksetiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuattenaga," kata si penebang."Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengankapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasilluar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama,menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri,hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harusmeluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerjadengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailahmengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan.Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, sipenebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak."Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu" (Istirahat bukan berarti berhenti)."Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu" (Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi).Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagihingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola.
Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang samapentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baruuntuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual keagamaan.
Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akanmenjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!

Tidak ada komentar: