Rabu, 29 Oktober 2008

ANAK YANG MENCORET MOBIL AYAHNYA


Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain dikota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembanturumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini,perempuan cantik berusia tiga setengah tahun.Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkanpembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlahdia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeliayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain dihalaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia punmencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan,tetapi karena lantainya terbuat dari marmer makacoretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobilbaru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap,maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak inipun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerjakarena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kananmobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelahkiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya,gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lainsebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian ituberlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istriitu melihat mobil yang baru setahun dibeli denganbayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapakyang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit,"Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yangtersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia jugaberistighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukanpertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 'Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari,apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tibaberlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja diaberkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambilbermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilangkesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohondi depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ketelapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apaapa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puasmemukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakangtangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestuidan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa...Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dankemudian ganti tangan kiri anaknya.Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu,pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu,membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakangtangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembanturumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnyadengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu jugamenjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkenaair. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu.Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersamapembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangansi anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya."Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecilitu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayahkonon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hariberlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknyasementara si ibu juga begitu, meski setiap haribertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam,Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadolaja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidurdia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknyaDita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagipintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukantuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sorenanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap"kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudahlemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar iadibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius.
Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggilbapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." katadokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangananak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parahdan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demimenyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harusdipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapakdan ibu bagaikan terkena halilintar mendengarkata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapiapa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hatidan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetartangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan.Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yangdisuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Diajuga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasaputih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian kewajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihatmereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, sianak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu...Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak maulagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Ditasayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kalimembuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Ditajuga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajahpembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraunghisteris.
"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil..Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimanacaranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita maubermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobillagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati siibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuathati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusiadapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Padaakhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpakedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapatangannya tetap harus dipotong meski sudah mintamaaf...
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihandan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah takkuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringitangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., siAnak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsbtetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalumerindukan ayahnya..