Kamis, 26 Juni 2008

SELALU ADA SISI BAIK


Di sebuah kepulauan tropis yang hangat hiduplahseorang Raja yang dibantu seorang Perdana Menteri yang sangat optimis. Perdana Menteri ini juga sangat positif sehingga seringkali sang Raja merasa jengkelkarena selalu saja ia mampu menemukan sisi positif dari setiap keadaan.
Pada suatu hari, Raja dan Perdana Menteri sedangmelakukan perjalanan melintasi hutan lebat. Di tengahperjalanan sang Raja beristirahat sambil membelah buahkelapa sebagai pelepas dahaga. Ketika sedangenak-enaknya makan buah kelapa tanpa sengaja sang Rajamenggigit batok kepala yang keras itu sehingga giginyaterlepas. Ia menjerit kesakitan lalu menyampaikankesialannya pada Perdana Menteri. Mendengar keluhansang Raja, Perdana Menteri ini malah tersenyum sambilberteriak, "Wow, itu bagus...!"..... "Ha! Kenapa kamuberkata seperti itu?" tanya sang Raja keheranan. "Ya,karena itu adalah pertanda keberuntungan untukBaginda." Mendengar jawaban ini sang Raja menjadisangat marah. Bagaimana mungkin seorang PerdanaMenteri malah menganggap lucu penderitaan seorangrajanya? "Baginda, mohon dengarkan saya," desakPerdana Menteri, "di balik setiap kejadian yang tidakmengenakkan selalu terdapat sisi baik yang tidak kitalihat." "Cukup! Ini sudah keterlaluan!" Kini sang Rajamenjadi murka. Ia lalu menangkap dan mengikat PerdanaMenteri. Kemudian dimasukkan ke dalam sumur kering.Sang Raja akan menjemputnya nanti sepulang dariperjalanannya. Sang Raja melanjutkan perjalanan.
Setelah berjalan cukup jauh sang Raja dihadang olehsekelompok suku liar yang sedang mencari orang untukdikurbankan pada dewa Gunung Api. Begitu suku liar inimengetahui bahwa yang ditangkap adalah seorang Raja,mereka sangat senang dan membawanya ke pemimpinupacara. Lalu, suku liar ini mempersiapkan sesajiandan merias Raja ini dengan pakaian kurban yang indah.Ketika hendak dikurbankan dan algojo siap memenggalleher sang Raja, sang pemimpin berteriak menghentikansemuanya. Ia melihat ternyata ada satu gigi sang Rajayang telah tanggal. "Kami tidak bisa menggunakanengkau sebagai kurban, karena Dewa Gunung Api hanyaberkenan menerima kurban yang tubuhnya lengkap. Kamuboleh pergi sekarang!" Sang Raja merasa sangatbersyukur. Ia pun lari cepat-cepat meninggalkan sukuliar itu. Tiba-tiba ia teringat apa yang dikatakanoleh Perdana Menterinya, bahwa memang benar-benar adasisi keberuntungan dari sesuatu yang dianggapnyasebagai kesialan. Bergegas sang Raja pulang. Diperjalanan pulang ia menjenguk Perdana Menterinya yangmasih tertinggal dalam sumur kering. Ketika melongokke dalam sumur, sang Raja melihat Perdana Menterinyamasih terikat rapat dan sedang tersenyum gembira."Wow..! Perdana Menteri ini benar-benar seorang yangberpikiran positif..!"
Sang Raja menolong Perdana Menteri itu keluar darisumur dan meminta maaf dari segala apa yang dilakukanpadanya. "Aku minta maaf telah melemparmu ke dalamsana!" kata sang Raja sambil memegang bahu PerdanaMenterinya. Kemudian sang Raja menceritakan apa yangdialaminya. "Aku ditangkap oleh suku liar di sana yangbermaksud mengurbankanku pada Dewa Gunung Api. Tapimereka melihat ada sebuah gigiku yang lepas lalumereka melepasku. Bukankah ini suatu keajaiban!Sewaktu kau mengatakan hal itu, aku sangat tidakpercaya. Malah membuangmu ke dalam sumur itu! Maukahkau memaafkanku?" "Ah, Baginda tak perlu memintamaaf," jawab Perdana Menteri itu sambil tersenyum."Bukankah itu juga adalah sebuah keberuntungan danberkah bagi hamba karena Baginda telah melempar hambake dalam sumur" "Ha..? Sekarang berkah apa yang bisakau tarik dari kejadianmu itu?" tanya sang Rajater heran-heran. "Begini Baginda," jawab Perdana Menteri. "Seandainya saja hamba tadi pergi bersama Baginda, maka suku liar itu akan menggunakan hamba sebagai kurban untuk Dewa Gunung Api..!"


Tidak ada komentar: