Senin, 30 Juni 2008

SI TUKANG KAYU DAN RUMAHNYA


Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuahperusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebutpada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilanganpenghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuhkedamaian bersama istri dan keluarganya.Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerjaterbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkansebuah rumah untuk dirinya.Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaanitu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinyatidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yangdiminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harusmengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, iamenyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. "Ini adalah rumahmu,"katanya, "Hadiah dari kami."Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya.Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untukdirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain samasekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasilkaryanya sendiri.Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kitayang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilihberusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, padabagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.Pada akhir perjalanan, kita terkejut saat melihat apa yang telah kitalakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kitaciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akanmenjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedangkita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikandinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknyaseolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpunkita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hiduppenuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi.Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
---

Tidak ada komentar: